Penentuan Target Dan Strategi Public Relation
A. Strategi
Strategi
menurut Thompson dalam Oliver (2007:2) adalah “sebagai cara untuk mencapai
sebuah hasil akhir, yang menyangkut tujuan dan sasaran organisasi.” “Strategi
adalah rencana jangka panjang dengan diikuti tindakantindakan yang ditujukan
untuk mencapai tujuan tertentu, yang umumnya adalah kemenangan” Wikipedia
(2012). Menurut Onong Uchjana (2004:29) strategi pada hakekatnya adalah
perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Namun untuk
mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang
hanya menunjukkan arah saja, tetapi harus menunjukkan bagaimana taktik
operasionalnya. Gregory (2004:98) menyatakan strategi adalah pendekatan
keseluruhan untuk suatu program atau kampanye dan sebagai factor
pengkoordinasi, prinsip yang menjadi penuntun, ide utama, dan pemikiran dibalik
program taktik.
Cutlip,Center
& Broom (2006:353) mendefinisikan strategi merupakan penentuan tujuan dan
sasaran usaha jangka panjang yang diadopsi upaya pelaksanaan alokasi sumber
daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
B. Humas
Humas
Hubungan masyarakat (humas) yang sering juga disebut Public relations sudah
tidak asing lagi, untuk memperjelas apa itu humas maka penulis mengutip
beberapa pendapat para ahli tentang humas. Menururt (Bonar, 1993:12) “Humas
adalah suatu filsafat managemen yang memberikan perioritas pertama kepada
kepentingan masyarakat didalam setiap keputusan dan tindakan”. Menurut (Oemi
Abdurrachman, 2001:25) “ Humas adalah kelanjutan dari proses penetapan
kebijaksanaan, penentuan pelayanan-pelayanan dan sikap yang disesuaikan dengan
kepentingan orang-orang atau golongan agar orang atau lembaga itu memperoleh
kepercayaan dan goodwill dari mereka. Sedangkan menurut (Ruslan, 2007:7-8)
“Humas adalah manajemen khas yang mendukung pembinaan dan pembangun upaya
saling menguntungkan melalui komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerja sama
yang baik antara organisasi dengan publiknya”.
C. Strategi
Humas
Mengacu
kepada pola strategi humas, maka menurut Ahmad S. Adnanputra yang dikutip oleh
Ruslan, (2006:134) batasan pengertian tentang strategi humas adalah : “
Alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan humas dalam
kerangka suatu rencana humas”. Sebagaimana yang kita ketahui humas bertujuan
untuk menegakan dan mengembangkan suatu “citra yang menguntungkan” bagi
organisasi atau perusahaan, atau produk barang dan jasa terhadap para
stakeholdernya sasaran yang terkait yaitu publik internal dan publik eksternal.
Adapun tahap-tahap kegiatan strategi humas:
1. Komponen
sasaran, umumnya adalah stakeholder dan publik yang mempunyai kepentingan yang
sama. Sasaran umum tersebut secara stuktural dan formal yang dipersempit
melalui upaya segmentasi yang dilandasi “seberapa jauh sasaran itu menyandang
opini bersama, potensi, polemik, dan pengaruhnya bagi masa depan organisasi,
lembaga, nama perusahaan dan produk yang menjadi perhatian sasaran khusus”.
Maksud sasaran khusus disini adalah yang disebut publik sasaran (target
publik). 2. Komponen sasaran yang pada strategi humas berfungsi untuk
mengarahkan ketiga kemungkinan tersebut kearah posisi atau dimensi yang
menguntungkan. Humas berfungsi menciptakan iklim yang kondusif dan
mengembangkan tanggung jawab serta partisipasi antara pejabat humas dan
masyarakat (khalayak sebagai sasaran) untuk mewujudkan tujuan bersama.
D. Tujuan
humas
Humas
pada hakikatnya adalah aktivitas, maka sebenarnya tujuan humas dapat
dianalogikan sebagai tujuan komunikasi, yakni adanya penguatan dan perubahan
kognisi, afeksi dan perilaku komunikannya. Bila kita bawa kedalam tujuan humas,
maka tujuan humas adalah terjaga dan terbentuknya kognisi, afeksi dan perilaku
positif publik terhadap organisasi atau lembaga. Dengan demikian, penulis
menyajikan rumusan mengenai tujuan humas menurut Kusumastuti (2004: 20-22)
sebagai berikut : 1. Terpelihara dan Terbentuknya Saling Pengertian (aspek
Kognisi). Saling pengertian dimulai dari saling mengetahui atau saling
mengenal. Tujuan humas pada akhirnya adalah membuat publik dan organisasi atau
lembaga saling mengenal. Baik mengenal kebutuhan, kepentingan, harapan, maupun
budaya masing-masing. Dengan demikian aktivitas humas haruslah menunjukkan
adanya usaha komunikasi untuk mencapai saling kenal dan mengerti. 2. Menjaga
dan Membentuk Saling Percaya (aspek afeksi).
Bila
tujuan yang pertama mengarah pada penguatan dan perubahan pengetahuan
(kognisi), maka tujuan berikutnya adalah lebih pada tujuan emosi, yakni pada
sikap (afeksi) saling percaya (mutual confidence). Untuk mencapai tujuan saling
percaya ini, prinsip-prinsip komunikasi persuasif dapat diterapkan. Sikap
saling percaya keberadaannya masih bersifat laten (tersembunyi), yakni ada pada
keyakinan seseorang (publik) akan kebaikan atau ketulusan orang lain
(organisasi atau lembaga) dan juga pada keyakinan organisasi atau lembaga akan
kebaikan atau ketulusan publiknya. Kebaikan atau ketulusan masing-masing dapat
diukur dengan etika moral maupun materi yang ditanamkan dan ditunjukkan
masing-masing. Di sinilah humas menggunakan perinsip-perinsip komunikasi
persuasif. Dia mempersuasif publik untuk percaya kepada organisasi atau
lembaga, sebaliknya juga organisasi atau lembaga untuk percaya kepada
publiknya. 3. Memelihara dan Menciptakan Kerjasama (aspek psikomotoris) Tujuan
selanjutnya adalah dengan komunikasi diharapkan akan terbentuknya bantuan dan
kerja sama nyata. Artinya, bantuan dan kerja sama ini sudah dalam bentuk
perilaku atau termanifestasikan dalam bentuk tindakan tertentu. Mengacu pada
tiga tujuan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa setelah pengetahuan atau pikiran
dibuka, emosi atau kepercayaan disentuh maka selanjutnya perilaku positif dapat
diraih. Pada akhirnya, semua itu kembali pada tujuan yang lebih besar, yakni
terbentuknya citra atau image terhadap organisasi atau lembaga dimana humas
berada.
Pengelolaan Target
Public Relations
Public
Relations profesional dalam pengelolaan sasaran/target yang hendak dicapainya
melakukan pengadopsian tehnik-tehnik Management of Objective (MBO) dan
Management by Objective of Result (MOR) untuk membantu ualitas nilai Public
Relations dalam suatu organisasi.
MBO
dapat memberikan profesional Public Relation dengan sumber umpan yang sangat
kuat. MBO dan MOR berhubungan dengan hasil-hasil Public Relations untuk
penentuan target awal manajemen. Adapun poin-poin dalam MBO menurut Sholeh
Soemirat dan Elvinaro Ardianto (2003:98) adalah sebagai berikut :
1. Spesifikasi tujuan-tujuan organisasi dengan
mencapai target penampilan organisasi.
2. Konferensi antara superior dan subordinate
(bawahan) untuk menyepakati terhadap
pencapaian tujuan.
3. Kesepakatan antara atasan dan bawahan pada target
yang konsisten dengan tujuan-tujuan organisasi.
4. Pengkajian secara periodik oleh atasan dan bawahan
untuk menilai kemajuan pencapaian tujuan.
Adapun kunci penggunaan MBO secara efektif dalam tugas
Public Relations dapat di pecah ke dalam
tujuan tahap secara kritis :
1. Memiliki
batasan dan misi kerja.
2.
Menetapkan kunci areal keberhasilan (hasil) dalam jangka waktu tertentu,
berupaya dan berkepribadian.
3. Identifikasi fakto-faktor menentukan tindakan
pada target yang telah ditentukan.
4.
Meletakan target/menetapkan hasil yang akan dicapai.
5.
Persiapan perencanaan secara taktis untuk mencapai target khusus,
termasuk :
Pemrograman untuk memantapkan suatu rangakain tindakan
untuk mengikutinya.
Penjadwalan waktu yang dibutuhkan bagi setiap tahapan
Penganggaran untuk menugaskan sumber daya yang
dperlukan bagi pencapaian tujuan
Pemantapan pertanggung jawaban secara individu untuk
pencapaian target/sasaran
Pengkajian dan rekonsiliasi (perdamaian) melalui suatu
prosedur testing untuk membawa kemajuan.
6.
Pemantapan keputusan dan peraturan untuk mengikutinya.
7.
Pemantapan prosedur untuk menangani pekerjaan
Komentar
Posting Komentar